ASI...ASI..ASI..

Siapapun tahu bahwa ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi. Tetapi menyusui bayi ternyata tidak semudah yang saya bayangkan. Dulu ketika melihat para ibu menyusui bayinya, tampaknya suatu pekerjaan yang mudah sekali. Ketika Fayyaz lahir, saya butuh penyesuaian 2 minggu untuk bisa menyusui dengan lancar. Problem PD bengkak, puting lecet & posisi yang kurang pas selama 2 minggu hampir membuat saya menyerah.
Tetapi dengan tekad yang bulat & niat memberikan yang terbaik buat Fayyaz membuat saya berusaha sekuat tenaga untuk meneruskan kegiatan menyusui. Tentunya dengan support dari suami.
Keinginan saya untuk memberikan ASI buat Fayyaz terdorong oleh informasi tentang betapa banyak keuntungan & kelebihan ASI dibandingkan dengan susu formula. Apalagi ketika saya hamil, sudah banyak informasi tentang ASI Eksklusif 6 bulan. Makanya saya bertekad untuk bisa memberikan ASIX 6 bulan buat bayi saya, serta melanjutkannya hingga usia 2 tahun. Tetapi karna masih minimnya pengetahuan yang saya punya, alhasil ASIX 6 bulan Fayyaz hanya 99%. Karna saat masih di RS sempat diberikan SUFOR walaupun cuma sedikit sekali. Begitupun ketika di rumah, Fayyaz sempat diberikan air putih. Apalagi pada saat itu saya belum mengenal yang namanya proses IMD/ELO(Inisiasi Menyusu Dini/Early Latch ON). Untunglah setelah 2 minggu, Fayyaz benar-benar hanya mendapatkan ASI saja sampai dia berumur 6 bulan. Dan itu semua berkat support dari suami dan tentunya dia juga menjadi breastfeeding father yang ok.
Saya benar-benar merasakan betapa besarnya keuntungan memberikan ASI. Meskipun tiap malam harus rela sering bangun untuk menyusui dengan posisi duduk, sampai terkantuk-kantuk karena Fayyaz sekali menyusu bisa sampai setengah jam lebih. Tapi tentunya tidak perlu repot untuk membuatkan susu di botol, karena ASI selalu ready to drink. Pastinya pula saya sudah menghemat sekian ratus ribu setiap bulannya karena tidak membeli SUFOR. Dan yang paling besar saya rasakan adalah karena dengan memberikan ASIX 6 bulan, Fayyaz menjadi bayi yang sehat tanpa pernah terkena penyakit. Tentu ini membuat kami sebagai ayah bunda baru merasa sangat terbantu karena bayi tidak pernah rewel karna demam.
Ketika usia Fayyaz sudah setahun lebih dia masih mendapatkan ASI tanpa SUFOR. Tentu sudah bukan ASIX lagi, karena sudah makan makanan padat. Ketika Fayyaz 11 bulan saya mencoba untuk mengenalkan SUFOR. Beberapa merk saya coba, tapi dia tidak mau. Ya sudahlah, saya tidak terlalu memaksakan. Terkadang ada keinginan untuk menyapih agar mau minum SUFOR, apalagi kalo Fayyaz minta ‘nenen’ tidak kenal waktu. Hingga terkadang merasa sedikit kewalahan. Kemudian saya baca artikel tentang manfaat ASI di tahun ke-2. Ternyata, ASI di tahun ke-2 manfaatnya juga masih besar karna imun di dalamnya juga bertambah. Akhirnya keinginan untuk menyapih sebelum usia 2 tahun saya buang jauh-jauh. Ditambah lagi dengan mengingat perjuangan saya untuk memberikan ASI di minggu-minggu pertama yang saya rasakan sangat berat. Membuat saya merasa sayang untuk menghentikan kegiatan menyusui ini. Dan saya masih bertekad untuk bisa terus menyusui Fayyaz sampai dia berusia 2 tahun. Kebetulan menjelang umur 17 bln kemaren Fayyaz pada akhirnya terserang batuk pilek. Cuman berkat ASI juga, pileknya hanya 3 hari tanpa disertai rewel di malam hari. Akhirnya setelah 2 tahun, kegiatan ini berhenti. Dari yang awalnya dikurangi jatah menyusunya lama-lama berhenti sendiri persis di usia 2 tahun . Moment itulah yg sekarang jadi kenangan tersendiri. Bangga rasanya bisa memberikan Fayyaz yg terbaik. Bagi saya ASI bukan hanya yang terbaik, tetapi merupakan asupan nutrisi satu-satunya bagi bayi usia 0-6 bulan.