7 Okt 2009

Ada Duka dalam Bahagia

Lebaran tahun ini keluarga kecil kami diberikan amanah lagi oleh Allah seorang bayi perempuan. Anugrah kedua ini melengkapi keluarga kecil kami yang telah diberi amanah seorang anak laki2 yang sekarang berusia 3th5bln. Sungguh suatu kebahagiaan yang kami rasakan.
Tetapi dalam bahagia yang kami rasakan, terselip pula rasa duka.
Kehidupan, ada yang datang dan ada yang pergi. Ada kelahiran ada pula kematian. Jumat, 18 Sept 2009, 2 hari menjelang Idul Fitri, ada kabar duka datang dari Madiun (kampung halaman suami). Keponakan suamiku berduka karna bayi yang dikandung istrinya meninggal. Bayi yang semestinya tinggal menanti hari kelahirannya, ternyata tidak sempat menikmati dunia ini. Jumat malam sekitar pk 21.00 kabar itu kami terima via sms. Kemudian suami mengkonfirmasi ke Madiun. Keponakan sudah masuk RS setelah sebelumnya periksa ke bidan. Ternyata dari hasil USG, diketahui bahwa sebetulnya si bayi sudah meninggal sehari sebelumnya. Dilakukan proses induksi untuk mengeluarkan bayi secara normal. Kabar ini rupanya agak membuat suami was2 terhadap kondisi kehamilanku yang saat itu persis di tanggal HPL. Berulang kali dia menanyakan kondisi bayi dalam kandunganku, apakah masih aktif bergerak. Aku menenangkan suami bahwa kondisi kandungan baik2 saja.
Sampai dengan Sabtu malam belum ada kabar dari Madiun. Katanya belum mengalami pembukaan. Malam takbiran harus dilalui keluarga kakak iparku itu di RS. Bagi mereka, Idul Fitri tahun ini harus dilalui dengan cukup berat. Bahagia menanti kehadiran cucu pertama, ternyata berganti dengan duka. Allah belum memberikan amanah itu rupanya.
Setelah hampir 3x24 jam proses induksi, si bayi keluar di hari Senin siang. Selama proses induksi, hanya dipantau oleh bidan. Tidak ada DSOG yg memeriksa karna sedang libur lebaran Aku gak bisa membayangkan rasanya diinduksi selama itu. Untunglah sebelum 3x24jam si bayi akhirnya bisa keluar secara normal. [Aku tanya ke DSOG yg membantu ops cesarku, sebetulnya induksi batasnya 2x24jam]. Katanya sih penyebab kematian bayi karna terlilit tali pusar. Senin sore (21 Sept'09), bayi berjenis laki2 itu dimakamkan di dekat makam eyang buyutnya (alm mertuaku).

Dan duka itu belum selesai. Sepulangku dari RS setelah melahirkan si adek, datang kabar duka yang membuat aku sempat syok. Adik sepupuku meninggal dalam ospek di kampus barunya (STSN). Sungguh, kabar duka yang datang di pagi hari itu (Minggu, 27 Sept'09) membuatku sempat menangis. Bagaimana tidak, anak kebanggaan omku meninggal dengan tragis. Dengan tubuh penuh lebam, kuku membiru & ada bekas sayatan. Entah apa yg sebetulnya terjadi. Berita ini tersiar di berbagai media, baik cetak, televisi maupun di internet. Duka yang bukan hanya menjadi milik om & tanteku, tapi juga menjadi duka bagi keluarga besar kami. Sampai saat ini, kalau baca status adiknya alm Wisnu yg bercerita kerinduannya terhadap sang kakak, aku pasti ikut menangis. Semoga keadilan berpihak kepada keluarga kami. Sehingga penyebab kematian Wisnu bisa terungkap dengan jelas.

Selamat jalan baby Ridwan, semoga engkau menjadi tabungan ayahbunda mu di akhirat nanti. Selamat jalan adikku, Wisnu. Semoga sekarang engkau damai di sana, tidak akan ada lagi yg akan menyakitimu di sana.

8 komentar:

  1. Turut berduka cita, Dyah...
    Mudah2an keluarga yang ditinggalkan selalu diberikan kekuatan dan kesabaran...

    BalasHapus
  2. Innalillahi wa innaillaihi rajiun

    BalasHapus
  3. turut berduka cita ya ..........., semoga diberi kekuatan untuk yang ditinggalkan.,

    BalasHapus
  4. turut berduka ya Dy ...ada yg datang ada yg pergi...bener banget...:(
    itu yg masalah ospek, musti diurus tuntas tuh, ikutan sebel deh hari gini masih ada yg lebam2 gara2 ospek. anak dieman2 sama ortunya, sama orang lain diperlakkan semena-mena ..huhuhu

    BalasHapus
  5. hiks, sedih bgt bacanya, g kbyg diinduksi sbgitu lama..kudoain smuanya kuat ya mba dyah..sepupuku jg sebulan lalu berduka, bayinya meninggal dlm perut setelah tggal mnanti lahiran..

    BalasHapus
  6. Turut berdua cita mbak....
    Semoga diberikan jalan yang terbaik untuk semuanya ya...
    Semoga keluarga yang dituinggalkan diberikan kesabaran dan kekuatan.
    Salam dan peluk untuk keluarga besar mbak ya....

    BalasHapus
  7. turut berduka cita ya Dy...
    mugo2 keluargane biso sabar...*standar tapi angel :(*

    BalasHapus
  8. makasih semua. Yg terberat emang peristiwa meninggalnya adek sepupuku itu, maklum deh tragis banget. Sampe saat ini klo baca hal2 yg berhub ma dia, masih suka nangis. Apalagi om & tanteku, pasti jg masih suka sedih. Dan terntunyab erharap banget bisa mendapat keadilan buat kasus ini. Beratnya kan karna warga biasa, suka susah kan ya mendapat keadilan buat hal2 seperti itu. Kek kasus2 yg terjadi di IPDNdsb.

    BalasHapus